
Pada tanggal 7 Agustus 2021, Program Studi S2 Pendidikan Luar Biasa FKIP UNS, mengadakan workshop yang berjudul “Workshop Rekronstruksi Kurikulum Program Studi S2 Pendidikan Luar Biasa”. Workshop tersebut diisi oleh Prof Dr, Budiyanto, M.Pd, selaku pemateri sekaligus memberikan gambaran apa saja, dan bagaimana proses rekonstruksi kurikulum yang tepat.
Rekonstruksi tidak hanya sekedar pemutakhiran tetapi lebih kepada upaya menata ulang sesuai isu-isu yang berkembang seperti KKNI, era new normal, dan Revolusi industri 4.0. Untuk mendapatkan kurikulum yang diinginkan, perlu membuat evaluasi.
Substansi dalam evaluasi kurikulum meliputi : a. Visi misi Lembaga, b. Melihat ulang tujuan prodi (PEC), c. Melihat ulang Profil lulusan, d.Program Learning Outcome, e. Cource Learning Outcome, f. Quality of learning, g. Customer Satisfaction, dan h. Internationalization. Dari hasil evaluasi tersebut, perlu dilakukan treasure study. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis lembaga pengguna yang mayoritas, medium, dan minoritas itu bagaimana sehingga dapat digunakan untuk melihat profil lulusan.
Kegiatan rekontruksi kurikulum melibatkan mahasiswa, alumni, pengguna lulusan, dan stake holder lainnya. mahasiswa diwakili oleh 4 mahasiswa meliputi Khusnul, Berlin, dan Fica. Untuk Alumni diwakili oleh Rizki, Laras, dan Winda. Pengguna lulusan diwakili oleh Kepala Sekolah CIKAL, SLBN Sukoharjo, dan Ketua Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Surakarta.
Alur pembentukan CPL, antara tujuan program studi, profil lulusan, dan program learning outcome harus sejalan dengan visi misi fakultas. Dalam menetapkan CPL harus disesuaikan dengan profil yang sudah kita tetapkan.
Model pembelajaran yang direkomendasikan sesuai tuntutan KKNI dan standar internasional dapat menggunakan model pembelajaran Studi kasus, PBL, dan PjBL. Dengan pendekatan tersebut mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS, mampu menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu, mampu mengambil keputusan dengan tepat, dan mahasiswa mampu bertanggung jawab pada pekerjaan. Sehingga dalam 1 indikator, kita dapat menetapkan sendiri.



Comments
More Posts You May Find Interesting



